Ayam broiler merupakan ayam dari hasil perkawinan silang dengan sistem berkelanjutan sehingga memiliki mutu genetik yang baik. Ayam broiler juga sering disebut dengan ayam potong yang memang ditujukan untuk memproduksi daging. Perkembangbiakkannya sendiri dimulai tahun 1916 di Inggris.
Broiler merupakan hasil persilangan dari pejantan Cornish dengan betina Plymouth Rocks. Hasilnya diperkenalkan tahun 1930 dan populer pada tahun 1960. Sedangkan di Indonesi dimulai tahun 1953, diimpor dari New Hampshire, Australop, dan White Leghorn.
Alasan Ayam Broiler Cepat Besar
Banyak yang mengatakan ayam jenis ini besar karena suntik hormon, namun kenyataannya kegiatan ini sudah tidak diizinkan selama lebih dari 50 tahun. Bahkan Amerika sudah melarang penggunaan hormon pada unggas di tahun 1950-an.
Jadi, kenapa ayam broiler cepat besar? Karena ayam broiler berasal dari gen hasil persilangan yang memiliki kemampuan untuk tumbuh dengan cepat.
Selain memang dari gen alami ayam broiler, ahli genetika pun terus berinovasi untuk mengadakan pemangkasan waktu yang dibutuhkan oleh ayam untuk mencapai berat yang ditargetkan.
Perbaikan genetik pada unggas ini terus dilakukan dengan pengurangan satu hari tiap tahunnya agar ayam cepat besar. Hanya saja perbaikan genetik ini belum berlaku di daging sapi dan babi karena pengenalan terhadap variasinya tidak secepat pada ayam.
Selain rekayasa genetika, pakan juga mempengaruhi perkembangan kecepatan ayam broiler. Ahli menyarankan pemberian pakan yang berbeda sesuai dengan strain genetik ayam. Seperti misalnya penyesuaian dengan metabolisme, energi, protein, vitamin hingga mineral untuk memaksimalkan pertumbuhan.
Untuk meningkatkan kinerja gen dan nutrisi dalam tubuh, lingkungan juga menjadi faktor pendukung percepatan tumbuh ayam broiler. Lingkungan yang bersih dan suhu yang tepat, sirkulasi udara yang baik untuk menjaga kualitas udara, hingga pencahayaan yang cukup dapat membantu menghindarkan stress pada ayam sehingga mereka tumbuh dengan baik.
Baca juga: 10 Cara Memelihara Ayam Potong agar Cepat Besar
Perbedaan Ayam Kampung dan Ayam Broiler
Cara paling mudah untuk membedakan ayam kampung dan broiler adalah bentuk fisiknya. Meskipun cenderung kurus, ayam kampung lebih gagah dibndingkan ayam broiler. Tulang di bagian dada ayam kampun terlihat lebih menonjol, sedangkan ayam potong lebih gemuk dan berlemak.
Selain itu daging ayam kampung berwarna lebih gelap, tidak tebal dan lebih keras atau a lot. Hanya saja jika dimasak, ayam kampung memiliki rasa yang lebih gurih meskipun butuh waktu lebih lama dalam memasak agar daging yang terolah selembut ayam potong.
Dari segi harga, ayam kampung memiliki harga jauh lebih mahal dibanding ayam potong karena budidayanya yang lebih lama. Kandungan gizi dari kedua jenis ayam ini tidak terlalu jauh berbeda.
Hanya saja untuk orang yang sedang diet lemak, maka ayam kampung adalah pilihan yang lebih baik karena lebih sedikit kandungan lemaknya.
Apakah Ayam Broiler Bisa Bertelur?
Seperti halnya ayam petelur, ayam broiler juga masih bisa bertelur. Hanya saja produktivitas dalam menghasilkan telur memang tidak lebih banyak dari ayam petelur.
Ayam broiler mampu bertelur sebanyak 30 butir dalam sebulan. Memiliki cangkang telur berwarna coklat, jenis telur ayam broiler pun dapat dijual di pasaran dan dapat juga dijadikan jamu.
Jika Anda ingin mempertahankan kemampuan bertelur ayam broiler, maka berikan pakan yang berkualitas. Seperti misalnya mencampur pakan dengan dedak gabah, bekatul, jagung atau campuran makanan yang bergizi lainnya.
Jangka Waktu Memelihara Ayam Broiler
Dibandingkan dengan ayam buras atau kampung, memelihara ayam broiler lebih lebih cepat dalam mendatangkan hasil. Umumnya, panen ayam broiler butuh selang waktu selama 5 hingga 8 minggu.
Pada jangka waktu tersebut bobot ayam broiler sudah mencapai 1,5 hingga 2.8 per ekornya, sehingga sudah siap dijual.
Biaya Pembuatan Kandang Ayam Broiler
Pada dasarnya ayam broiler dapat dipelihara dengan dibiarkan berkeliaran atau diumbar. Kepercayaan terdahulu mengatakan bahwasanya ayam broiler yang diumbar akan memiliki rasa daging yang lebih enak.
Namun dengan alasan kesehatan dan kepraktisan, banyak peternak yang menempatkan ayam broiler di dalam kandang.
Rincian biaya yang diperlukan untuk kandang ayam broiler tergantung dari model dan kapasitas daya tampung kandang itu sendiri. Termasuk model dengan panggung, tanpa panggung, terbuka (open house system liter) maupun kandang tertutup (close house).
Setiap meter persegi kandang dapat diisi oleh 8 ekor ayam broiler. Standar tinggi kandang adalah 1,5 meter dengan lebar 4 hingga 8 meter. Ukuran perhitungan ideal untuk kandang ayam broiler adalah untuk kapasitas, 500, 1.000, 2.000, 3.000 dan seterusnya.
Berikut adalah perhitungan biaya pembuatan kandang ayam broiler 1000 ekor:
- Belanja kayu batangan dan papan seharga Rp 2.000.000
- Biaya bambu 40 batang seharga Rp 400.000
- Belanja kawat dan paku seharga Rp 180.000
- Upah kerja karyawan 4 orang sebanyak Rp 4.000.000
- Biaya lain-lain seharga Rp 1.000.000
Sehingga total dari pembuatan kandang berkapasitas 1000 ekor adalah Rp 7.580.000. Biaya ini bisa jadi acuan kelipatan untuk kapasitas ayam yang lebih banyak maupun lebih sedikit. Harga tersebut juga dapat sedikit berubah tergantung dari harga bahan dan biaya jasa karyawan bangunan di daerah masing-masing.
Dibandingkan dengan ayam kampung ataupun ayam petelur, ayam broiler relatif lebih mudah dan murah untuk pemeliharaan. Selain tidak membutuhkan skill serumit memelihara ayam petelur, pemasukan yang didapat dari produksi pun lebih cepat.